Hallo Guys,
Tepat dua tahun lalu, saat usia kandungan saya memasuki 6 bulan. Sayup-sayup pagi itu, saya mendengar suami saya mengangkat telpon dari mama mertua. Beliau ngabarin kalau papa saya sudah berpulang, sontak saya kaget dan tangis saya pecah. Langsung buru-buru saya cek handphone dan benar saja, ada puluhan missedcall sejak jam 1 malam dari tetangga dan keluarga saya. Kebiasaan kami memang kalau tidur ponsel di silent tanpa getar, saya langsung berkemas untuk segera pulang ke Sukabumi bersama suami saya.
Sepanjang jalan saya menangis sampai capek, padahal saya sedang hamil dan harusnya kan gak boleh stress ataupun nangis berkepanjangan ya. Tapi, hari itu hanya tangis seolah tak percaya laki-laki cinta pertama saya pergi untuk selamanya tanpa pamit. Sampai hari ini, 18 September 2020 tepat dua tahun beliau pergi...sakitnya masih terasa pun seperti di hati ada lobang yang tidak bisa tertutup. Ya, gimana ya namanya ditinggal manusia paling berharga dalam hidup dan tak akan pernah kembali.
Kebetulan sekali tema writing challenge kali ini about "Your Parents" and i am glad to write about my mom and dad. So, di sini saya akan cerita tentang mereka bukan orang tua sempurna tapi memang ditakdirkan untuk mendidik saya dan adik=adik saya untuk menjadi manusia seperti sekarang ini.
Kami bukan keluarga ideal yang bergelimang harta, bahkan bisa dibilang kami pas-pasan. Saya dan adik-adik tidak dimanjakan dengan harta, karena ya memang gak mampu dan bukan prioritas untuk memanjakan kami dengan materi. Tapi, mereka memanjakan kami dengan sikap yang membebaskan kami untuk jadi apapun yang kami mau. Mereka tipe orang tua yang demokratis dan supportive, mama dan papa saya tidak menuntut anak-anaknya untuk jadi apa atau banyak larangan. Mereka selalu menghargai keputusan dan mendukung kami, misalnya memilih sekolah, jurusan kuliah bahkan urusan jodoh dan pekerjaan. As long as masih di jalan yang bener dan bikin anaknya seneng ya go ahead.
Selain supportive, kedua orang tua saya juga membiarkan anak-anaknya mandiri dengan mengijinkan kami melanjutkan pendidikan di luar kota. Setelah selesai kuliahpun mereka tidak meminta untuk kembali ke rumah, mereka mendukung di mana pun saya atau adik saya ingin berkarier. Karena menurut mereka dimanapun kami berada, akan selalu ada doa-doa mereka yang mengiringi kami dan Allah selalu jadi tempat kami meminta apapun.
Sangat-sangat bersyukur saya ditakdirkan punya orang tua seperti mereka dengan segala plus-minusnya, privilege itu menurut saya gak selalu harta dan koneksi tapi juga support system keluarga yang selalu ada. Saya berterimakasih kepada Mama dan Papa raising us really well, memperlihatkan jatuh bangun kehidupan dan cara menyikapinya yang membuat saya salut dengan mereka. I Love You Ma, Pa forever and ever!
Posting Komentar
Hallo...Thank you for visiting my Blog. Yuk tinggalin komen hore nya disini, biar kita makin akrab. Jangan pakai link hidup atau iklan ya!