Hallo...
Berbeda dengan blogpost biasanya yang saya tulis soal beauty, kali ini saya mau share tentang pentingnya belajar basic financial. Biar ibu-ibu muda yang doyan hedon macem saya nih, melek bareng soal financial yang sehat. Bukan berarti kita harus cut off hobi belanja, tapi lebih cerdas aja ngaturnya biar cashflow aman dan belanja tetap jalan.
Sabtu kemarin, alhamdulillah saya dapet kesempatan buat ikutan workshop Funancial yang diadakan oleh Home Credit. Dengan tema: "Show the money, smart financial moves to achieve your goals" kemarin tuh ngebuka mata saya banget dan dapet banyak ilmu dari Dipa (Co-Founder Hahaha Corp & Financial Advisor) dan Riana (Founder belowcepek.com)
Home credit adalah perusahaan pembiayaan asal Ceko yang hadir di Indonesia sejak tahun 2013, Home credit sendiri ini bukan pembiayaan buat cicilan KPR ya. Tapi, Home Credit ini lebih ke pembiayaan "isi rumah" seperti furniture, gadget dan lain-lain.
Tujuan diadakannya talkshow Funancial ini, agar kita belajar basic financial in a fun way! untuk mencapai impian yang kamu mau. Kata Freya Pradita VP Home Credit, biasanya belajar financial itu boring dan tidak menarik. Selain itu alasan lainnya Home Credit mengadakan acara ini, ingin mengedukasi kita yang belum paham financial dengan menyenangkan. Karena menurut data OJK (Otoritas Jasa Keuangan) lebih dari 70% rakyat Indonesia belum bisa me-manage keuangannya dengan baik. Nah, saya tuh termasuk rakyat Indonesia yang itu hehe.
Well, sekarang kita langsung aja yuk! Langkah dasar apa aja sih buat belajar financial?
1. Bedah Cash Flow dengan mencatat, Hati-hati Latte Factors
Sebelum kita nabung dan merencanakan ini itu, kita harus bedah cash flow dulu. Kemana nih uang yang biasa kita keluarkan selama sebulan? Caranya dengan mencatat!, iya kita harus catat secara detail semua pengeluaran kita. Merasa gak ada waktu? coba deh sebelum tidur kita inget-inget kemana larinya uang hari ini. Bahkan Dipa menyarankan, biaya parkir atau ke toilet pun harus dicatat lho. Terkesan sepele, tapi kalau dikalikan perbulan itu jadi besar nominalnya.
Nah, kalau pengalaman saya beberapa bulan ini kok ya susah nabung. Perasaan gak beli-beli apa-apa deh, ternyata setelah saya bedah cash flow nya itu banyak bocor alus guys hehe. Misalnya tren jajan boba atau kopi kekinian, kalau seminggu 3x itu ternyata lumayan kalau di total dalam sebulan. Ya, bocor alus itu bahasa kerennya latte factors.
Latte factors adalah pengeluaran kecil tapi dilakukan berulang-ulang dan lama kelamaan jadi tidak sadar. misalnya: bayar parkir, beli kopi, ambil uang di atm lain tapi sering banget.9 dari 10 orang di Indonesia kira2 mengeluarkan Latte Factor 900ribu/bulan.Nah, gimana kalau dikalikan 10 tahun? Kita bisa dapet uang 100 juta lebih guyssss dari Latte factors itu.
2. Buat pos keuangan saat gajian
Untuk meminimalisir latte factors a.k.a bocor alus, ketika gajian turun langsung deh tuh buat pos keuangan mau di alokasikan kemana aja. Selain itu kita juga harus punya rekening terpisah, untuk pengeluaran rutin, dana darurat dll.
Kalau urusan uang itu BUKAN "gimana nanti" tapi "nanti gimana". Kita lebih baik berencana soal keuangan daripada pasrah dan gak nabung sama sekali. Kata-kata yang paling saya inget dari Dipa.
Bener banget sih, rekening pengeluaran dan lain-lain itu sebaiknya terpisah. Supaya jelas, gak kecampur dan mencegah latte factors yang lama-lama berbahaya juga buat kesehatan financial kita.
Berikut ini contoh pos keuangan saat gajian dan dapat bonus.
Gaji bulanan:
- Investasi 15% di awal
- Pengeluaran rutin 45%
- Dana darurat 10%
- Pengeluaran rutin 45%
- Dana darurat 10%
Bonus hari raya:
- Kebutuhan hari raya 30%
- Investasi/melunasi hutang 70%
Bonus tahunan:
- Pribadi (makan enak, beli barang hobi dll) 10%
- Investasi/hutang 90%
- Investasi/hutang 90%
3. Menyisihkan bukan menyisakan
Investasi dan dana darurat harus disisihkan diawal bukan menyisakan diakhir bulan, kenapa? supaya cash flow-nya sehat. Ya kalau akhir bulan nyisa buat investasi dan dana darurat, kalau enggak? ya gak punya tabungan lagi kita.
Kenapa harus punya dana darurat?
Dana darurat ini untuk jaga-jaga aja, karena kita enggak tau kan kedepannya bakal ada apa dan nanti gimana. Lebih baik berencana, walau Allah yang menentukan. Apalagi kalau kamu punya rencana resign dan pengen buka bisnis seperti Riana, dia tidak langsung mudah resign tapi menyusun rencana dan menabung dana darurat dulu sampai memenuhi targetnya.
Riana menyarankan "Financial goals harus gimana kalau gak kerja lagi, gue hidup brp bulan lagi. Gue harus punya duit minimum berapa dan menyisihkan diawal untuk mencapai angka minimum. misalnya 20jt x 3 bulan dan tabungan terpisah."
Terus berapa jumlah dana darurat yang harus kita capai?
⁃ Single/ Double 3X biaya pengeluaran⁃ Maksimal 3 anak 9-12x pengeluaran
Dipa juga menyarankan agar menabung dana darurat secukupnya saja, tidak usah berlebihan...better uangnya dialihkan ke investasi.
4. Raih mimpi yang realistis dan spesifik
Semua orang pasti punya mimpi, kita bisa kok menggapai mimpi yang kita mau. Caranya? tuliskan mimpi kita dengan spesifik dan mulai nabung dari sekarang. TAPI, perlu diingat mimpinya yang realistis ya! misalnya: Kamu karyawan biasa dengan gaji bulanan UMR, pengen punya jet pribadi. Ya, gak salah sih tapi kapan dan berapa puluh tahun untuk mencapainya.
Kamu pengen punya rumah tahun 2025 di daerah tertentu, langsung cari tahu kalau ambil KPR di situ kira-kira nanti DP nya berapa dan cicilannya berapa. Lalu, mulai nabung dari sekarang sampai 5 tahun kedepan bisa bayar DP dan penghasilan kamu make sure maksimal 30% bisa untuk bayar cicilan per-bulan.
Begitupun dengan mimpi-mimpi lain, seperti: liburan ke luar negeri, beli tas branded, punya mobil impian atau lainnya. Semuanya harus dihitung dan kira-kira berapa tahun kamu akan meraih mimpi itu. Semua orang bebas bermimpi.
5. Mulai Investasi
Jujur, saya tuh daridulu mumet kalau denger kata "Investasi" soalnya bingung mulai darimana. Tapi, kemarin tercerahkan sama Dipa. Kita bisa mulai investasi 10 ribu rupiah, sekarang banyak e-commerce dan aplikasi investasi online yang memudahkan investasi uang yang kita miliki. Misalnya investasi reksadana, yang merupakan pasar uang jangka pendek. Bagi saya yang sudah berumah tangga dan punya anak, udah harus mulai dari sekarang sih investasi. Untuk saat ini kayaknya saya tertarik investasi reksadana, emas dan deposito dari nilai yang kecil dulu aja hehe.
Daritadi bahas nabung-nabung terus nih, kapan kita bisa menikmati dan hura-hura hasil kerja keras sebulan? masa dialokasikan buat dana darurat sama investasi semua?.Oh tenang, kita bisa kok menikmati 10% dana pribadi yang diambil dari 45-50% dana pengeluaran bulanan. Bolehlah kalau mau jajan makeup, jajan boba atau sekadar ngopi cantik bareng temen. Sah-sah aja menikmati hasil kerja, asal porsinya tepat dan gak keseringan bocor alus.
Belajar financial untuk mencapai yang kamu mau itu gak sulit kan sebenarnya, tinggal kitanya aja mau menyisihkan atau menyisakan dan mengubah pola pikir "nanti gimana" bukan "gimana nanti. Yuk! mulai sekarang rajin catat cash flow dan lebih cerdas lagi atur uang. Ada satu lagi pesan Riana yang saya ingat "Beli yang kita butuh, bukan yang kita inginkan".
Terima kasih Home Credit dan Indonesian Female Bloggers yang sudah mengajak saya, untuk belajar financial dan membuka mata saya agar lebih bijak lagi dalam financing.